Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

UMKM di Tengah Lesunya Ekonomi Indonesia dan Kenaikan Harga Dolar

560
×

UMKM di Tengah Lesunya Ekonomi Indonesia dan Kenaikan Harga Dolar

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Penulis: khoyyima

Bangkalan,Jurnal Hukum Indonesia.–
Kondisi ekonomi yang sedang lesu membuat banyak sektor usaha menghadapi tekanan, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ketidakstabilan pasar, melemahnya daya beli masyarakat, serta kenaikan nilai dolar menimbulkan dampak yang cukup berat bagi para pelaku UMKM. Dalam situasi ini, mereka dituntut untuk tetap bertahan sekaligus mencari cara agar usaha yang dijalankan tidak terhenti.

Example 300x600

Kenaikan dolar berpengaruh besar terhadap biaya produksi. Bahan baku yang sebagian masih bergantung pada impor menjadi semakin mahal. Hal ini membuat UMKM berada pada posisi sulit, sebab menaikkan harga jual berisiko mengurangi minat konsumen, sementara mempertahankan harga berarti harus rela menekan keuntungan. Dilema semacam ini sering menjadi tantangan utama yang dihadapi pelaku usaha kecil di masa-masa sulit.

Meski demikian, kondisi ini juga dapat membuka peluang untuk berinovasi. Banyak pelaku UMKM mulai melirik potensi bahan baku lokal sebagai pengganti impor. Selain lebih terjangkau, langkah ini juga mendukung pemberdayaan produk dalam negeri. Kreativitas dalam mengolah bahan lokal menjadi produk berkualitas bisa menjadi strategi bertahan sekaligus memperkuat identitas usaha.

Selain inovasi produk, adaptasi teknologi juga semakin penting. Digitalisasi membuka jalan bagi UMKM untuk memperluas pasar tanpa terbatas jarak. Melalui media sosial, platform e-commerce, hingga sistem pembayaran digital, UMKM tetap bisa menjangkau konsumen meski kondisi ekonomi belum stabil. Transformasi ini menjadi salah satu kunci agar usaha kecil mampu bersaing dengan pemain besar.
Namun, adaptasi bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh semua UMKM. Banyak pelaku usaha kecil masih menghadapi kendala keterbatasan literasi digital, minimnya akses modal, serta rendahnya kemampuan manajemen bisnis.

Hambatan-hambatan ini sering kali membuat UMKM sulit melakukan perubahan secara cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan pendampingan dan dukungan yang berkesinambungan agar UMKM tidak tertinggal dalam arus digitalisasi.
Di sisi lain, dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat berarti. Masyarakat dapat berkontribusi dengan lebih banyak menggunakan produk lokal, sementara pemerintah memiliki peran dalam memberikan kemudahan perizinan, akses pembiayaan, maupun pelatihan keterampilan. Kolaborasi antara pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah dapat menjadi pondasi kuat bagi keberlangsungan UMKM, terutama di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian.

Bagi para pemilik UMKM sendiri, ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapi situasi sulit. Mengoptimalkan bahan baku lokal, mengelola keuangan lebih disiplin, membangun loyalitas pelanggan, hingga memperluas jaringan kerja sama dengan sesama pelaku usaha adalah beberapa solusi praktis yang dapat dijalankan.

Dengan strategi tersebut, UMKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berpeluang memperkuat posisinya di pasar.
Pada akhirnya, UMKM terbukti sebagai sektor yang paling tangguh menghadapi perubahan. Meskipun badai ekonomi dan kenaikan dolar memberi tantangan besar, semangat adaptasi dan daya juang yang tinggi membuat UMKM tetap bisa menjadi motor penggerak kehidupan ekonomi. Dengan inovasi, kreativitas, dan dukungan bersama, UMKM akan terus bertahan bahkan berkembang di tengah situasi sulit sekalipun.

Sabtu, 13 September 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)

Example 300250
Editor: IDHAM H.A
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *