Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Uncategorized

Status Pendidikan Aisyah Masih Dipertanyakan, Ini Penjelasan Kepala Sekolah SDN Dumajah 4

701
×

Status Pendidikan Aisyah Masih Dipertanyakan, Ini Penjelasan Kepala Sekolah SDN Dumajah 4

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Bangkalan. Jurnal Hukum Indonesia.–

Status pendidikan Aisyah, bocah 10 tahun asal Dusun Klompang, Desa Dumajah, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, hingga kini masih menjadi perbincangan di tengah masyarakat. Polemik ini mencuat usai kunjungan Kementerian Sosial RI melalui Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharsono Surakarta pada Jumat (18/4) lalu.

Example 300x600

Sejak awal, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Kecamatan Tanah Merah, Rini, telah berupaya membantu memfasilitasi pengurusan administrasi sekolah Aisyah, yang sempat terhenti akibat kondisi kesehatannya. “Saya sudah bantu mengenai pendidikannya, tinggal menunggu kesiapan Aisyah saja, kapan mulai sekolah lagi,” terang Ririn sapaan akrabnya.

Namun, di tengah upaya tersebut, muncul kabar di kalangan keluarga Aisyah yang menyebut bahwa pihak sekolah belum pernah datang menanyakan kondisi atau status pendidikannya.

Menanggapi hal ini, Kepala SDN Dumajah 4, Eni Farihatin, memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan bahwa Aisyah memang sejak kelas 2 sudah jarang masuk sekolah. Setelah mendengar kabar sakitnya Aisyah, wali kelas saat itu telah dua kali mengunjungi rumahnya, meski kunjungan pertama tidak membuahkan pertemuan. Dalam pertemuan berikutnya, keluarga Aisyah menyatakan secara lisan bahwa Aisyah tidak dapat melanjutkan sekolah karena kondisi kesehatan yang buruk.

“Waktu itu orang tua Aisyah, sebelum merantau, menyampaikan bahwa Aisyah sudah tidak bisa sekolah lagi karena sakit. Sayangnya, wali kelas waktu itu tidak membawa buku kunjungan sebagai laporan resmi ke sekolah,” terang Eni saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (21/4).

Terkait Program Indonesia Pintar (PIP), Eni menjelaskan bahwa Aisyah memang sempat mendapatkan bantuan tersebut saat duduk di kelas 1 pada tahun 2022. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, yakni 2023 dan 2024, setelah dilakukan pengecekan, nama Aisyah tidak lagi tercatat sebagai penerima bantuan.

“Operator sudah mengecek di setiap pencairan PIP, dan ternyata Aisyah tidak lagi tercover. Untuk menghindari data fiktif, pihak sekolah melakukan validasi ke dinas pendidikan,” terang Eni.

Ia menambahkan, pada tahun 2024, data Aisyah akhirnya dicut-off dari sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) karena ketidakaktifan tersebut. Sementara kartu PIP beserta ATM nya dikatakan masih dipegang keluarganya sejak dari awal sebagai penerima manfaat.

Saat ini, pihak sekolah masih membuka kesempatan lebar bagi Aisyah dan berharap untuk kembali melanjutkan pendidikannya. Namun, karena hingga kini keluarga belum menginformasikan secara resmi tentang kelanjutan pendidikan Aisyah, pihak sekolah akhirnya menghapus data Aisyah dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun 2024 lalu.

Sebagai bentuk perhatian, Eni menyampaikan bahwa pihak sekolah akan mengunjungi Aisyah yang saat ini tengah menjalani perawatan di RSUD Syamrabu Bangkalan. “Kami ingin memberikan dukungan moral agar Aisyah semangat melanjutkan sekolahnya,” pungkas Eni.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *