Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Bangkalan

SANTRI DAN CAHAYA HARAPAN

565
×

SANTRI DAN CAHAYA HARAPAN

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Penulis: Arinil Haq, PPM Tebu Falah, Telang

Bangkalan,Jurnal Hukum Indonesia.–

Example 300x600

Di balik tembok sederhana sebuah pesantren, di antara lantunan ayat suci dan suara kentongan subuh, tumbuh pribadi-pribadi yang meniti jalan sunyi: para santri. Mereka bukan hanya pelajar biasa. Mereka adalah penjaga ilmu, penuntut adab, dan penyalur nilai-nilai ketulusan yang sulit ditemukan di tengah hiruk-pikuk dunia modern. Dari kehidupan mereka, terpancar satu hal yang paling menenangkan yaitu cahaya hati.

Santri hidup dalam kesederhanaan. Namun justru dalam ruang-ruang sederhana itulah hati mereka disinari oleh cahaya ilmu dan iman. Hari mereka diisi dengan membaca kitab kuning, menghafal ayat-ayat suci, sujud panjang dalam heningnya malam. Tak ada kemewahan, tapi ada keikhlasan. Tak ada tepuk tangan, tapi ada ridha dari langit. Kesederhanaan hidup itu bukanlah keterpaksaan, melainkan pilihan sadar untuk menundukkan dunia demi akhirat. Santri diajarkan untuk mencintai ilmu, bukan karena ingin dipuji, tetapi karena ingin dekat dengan Allah. Dalam diri mereka, cahaya hati lahir dari kebersihan niat dan keteguhan dalam menuntut ilmu lillahi ta’ala.

Menjadi santri bukan hanya soal menghafal, tetapi tentang menjadi. Menjadi pribadi yang sabar, rendah hati, dan bersungguh-sungguh. Di pesantren, mereka belajar bukan hanya dari buku, tapi dari adab kepada guru, kebersamaan dengan teman, dan kepasrahan kepada Tuhan. Semua itu menumbuhkan cahaya dalam hati—cahaya yang membimbing langkah mereka menghadapi dunia. Santri diajarkan bahwa kemuliaan bukan terletak pada jabatan, gelar, atau harta, tetapi pada akhlak.

Dan akhlak yang luhur lahir dari hati yang terang. Maka tak heran, banyak tokoh besar bangsa Indonesia, seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, hingga KH. Abdurrahman Wahid, lahir dari dunia pesantren. Cahaya yang mereka bawa bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk menerangi umat.

Hidup seorang santri penuh ujian. Dari kerasnya aturan pesantren, beratnya hafalan, hingga rindu pada keluarga. Namun dari ujian itulah cahaya hati mereka diuji. Sebab cahaya sejati bukan yang hanya bersinar saat terang, tapi yang tetap menyala di tengah gelap. Seorang santri belajar untuk ikhlas saat lelah, bersabar saat diuji, dan tetap bersyukur meski sederhana. Dalam banyak kisah, ada santri yang menangis dalam diam karena rindu, tapi tetap mematuhi aturan dan melangkah ridho disetiap kegiatan pesantren. Itulah cahaya hati—tidak terlihat dari luar, tapi menyala kuat dari dalam.
Di tengah zaman yang serba cepat dan individualistis, keberadaan santri adalah oase. Mereka adalah penjaga warisan ulama, penerus risalah Rasulullah, dan benteng moral bangsa. Dalam dada mereka tersimpan ilmu para salaf, dalam sikap mereka hidup nilai-nilai Islam yang ramah, dan dalam hati mereka berkobar cahaya yang tak mudah padam. Cahaya hati seorang santri bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk masyarakat, untuk umat, dan untuk negeri. Setelah lulus dari pesantren, mereka tersebar menjadi guru, dai, pemimpin masyarakat, bahkan pemimpin negara—membawa nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan keteguhan iman yang ditanam sejak dini.
Santri adalah harapan. Di saat dunia sibuk mengejar gemerlap, mereka memilih jalan sunyi untuk menyalakan cahaya. Di saat banyak orang kehilangan arah, mereka memegang kompas kehidupan yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis. Cahaya hati seorang santri bukan cahaya biasa—ia adalah cahaya yang lahir dari keikhlasan, ditempa oleh ujian, dan diarahkan oleh ilmu. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kehidupan mereka, dan menjadikan cahaya itu sebagai inspirasi untuk menata hati, membersihkan niat, dan berjalan dalam terang menuju ridha Ilahi.

Rabu, 05 Nopember 2025
Buya Dr. Mohamad Djasuli
(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *