Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BangkalanBerita

Miris, Pasien Batu Ginjal di RS Syamrabu Bangkalan Satu Tahun Terpasang Selang

1039
×

Miris, Pasien Batu Ginjal di RS Syamrabu Bangkalan Satu Tahun Terpasang Selang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Bangkalan. Jurnal Hukum Indonesia.–

Pelayanan RSUD Syamrabu Bangkalan kembali menjadi sorotan setelah salah satu keluarga pasien penderita batu ginjal mengadu telah satu tahun lamanya alat bantu berupa selang masih tertanam di dalam tubuh orang tuanya. Selang yang umumnya hanya dipasang untuk sementara waktu, ternyata masih terpasang hingga saat ini. (11/11/2024)

Example 300x600

Diketahui, pasien atas nama Hj.Kutsiyeh binti Said asal Dsn. Parebben, Pekaden , kecamatan Galis kabupaten Bangkalan telah menjalani beberapa proses pemeriksaan dan penanganan medis di rumah sakit Syamrabu pada tanggal 6 Februari 2023 yang ditangani oleh dr. Ido Putra.
Beberapa tindakan medis telah dilakukan termasuk pemasangan selang pada ginjal pasien.

Kondisi ini muncul pertanyaan serius tentang standar pelayanan dan prosedur medis yang diterapkan oleh pihak rumah sakit Syamrabu Bangkalan.
“Bagaimana bisa terjadi selang tersebut masih ada di dalam setelah satu tahun lamanya?”

Menurut keterangan anak dari pasien, RA menjelaskan, selang terpasang pada bulan Februari 2023 lalu, berawal dari salah satu tindakan medis dilakukan oleh dokter yang menanganinya. Setelah beberapa proses pemeriksaan dilalui, namun giliran dilakukan CT Scan untuk mengetahui secara detail penyakit yang dialami orang tuanya, RA mendapat kabar bahwa alat tersebut sedang rusak dan harus menunggu untuk melanjutkan pemeriksaan.

“Kami akan dihubungi jika alat itu sudah baik katanya, tapi sudah sekitar satu tahun ini belum ada kabar dari pihak rumah sakit, saya khawatir takut ada apa apa dengan ibu saya, karena selangnya masih ada di dalam,” kata RA menjelaskan.

RA mengira selang ini hanya akan digunakan dalam jangka waktu beberapa bulan. Namun, hingga saat ini tidak ada informasi atau tindak lanjut dari pihak rumah sakit mengenai jadwal pencabutan atau penanganan selanjutnya.

“Karena tidak ada kabar juga, maka pada hari Rabu kemarin, (30/10/2024) kami mendatangi dokter yang bersangkutan untuk menanyakan penanganan selanjutnya,” terang RA. (Kamis, 31/10)

Sejauh ini RA masih mempertanyakan, mengapa selang yang biasanya bersifat sementara justru dibiarkan terpasang begitu lama, bahkan hingga saat ini ia mengaku belum tahu tentang hasil USG dan CT Scan yang sudah dilakukan terhadap orang tuanya. RA juga meminta kepada pihak rumah sakit agar segera dilakukan operasi. Hingga kini ia masih menunggu keputusan dari dokter.

Menurut keterangan dr. Ido yang menangani kasus ini, bahwa kasus yang terjadi pada pasien Kutsiyeh diduga adanya mis koordinasi, sehingga pasien melakukan kontrol lanjutan berselang lama hingga satu tahun.

“Saya juga gak paham kenapa ini bisa terjadi, seharusnya yang memberikan informasi tentang kondisi seperti ini adalah pihak rumah sakit yaitu dalam hal ini bagian radiologi, saya hanya bisa memberikan pengantar” jelas dr. Ido. (11/11)

Dengan kondisi seperti ini, langkah yang harus dilakukan menurut dr. Ido adalah tindakan operasi, mengingat bahwa selang yang sudah lama di dalam tubuh dikhawatirkan akan mengakibatkan infeksi pada ginjal dan akan menjadi batu.

“Satu-satunya jalan, pasien harus dibedah secepatnya untuk mengangkat batu ginjal sekalian selangnya.” Tegas dr. Ido. (Senin, 11/11)

Dr. Ido menambahkan, kasus seperti ini memberikan himbauan kepada pihak rumah sakit agar lebih waspada terhadap penyediaan beberapa alat kesehatan yang dianggap vital. Sehingga tidak terjadi lagi kasus-kasus serupa.

“Sekelas rumah sakit sebesar ini dan pasien yang cukup banyak, harusnya ada alat kesehatan cadangan agar tindakan medis tetap terlaksana dengan lancar,” pungkasnya.

Selain itu RA juga mengungkapkan, bahwa kasus ini seolah memperkuat dugaan bahwa ada ketidaksesuaian standar operasional yang diterapkan, terutama dalam penanganan kasus-kasus yang membutuhkan perhatian serius. Dengan latar belakang ini, RA menekankan kepada pihak terkait harus segera menyelidiki dan melakukan evaluasi menyeluruh.

“Apakah ini murni persoalan teknis atau ada kelalaian dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit Syamrabu?” Tanya RA.

RA juga menyampaikan rasa syukur bahwa proses operasi terhadap orang tuanya kemarin (Senin, 11/11 pukul 11.00 WIB) berjalan lancar.
Ia berharap semoga kasus yang dialami keluarganya tidak terjadi kepada pasien-pasien yang lain.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *