Penulis St suhaila
Bangkalan,Jurnal Hukum Indonesia.–
Iri dengki adalah dua emosi negatif yang sering kali datang berpasangan. Iri muncul ketika kita menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain—entah itu keberhasilan, kekayaan, atau kebahagiaan. Sedangkan dengki adalah tingkatan yang lebih parah, di mana kita tidak hanya menginginkan apa yang mereka miliki, tetapi juga berharap mereka kehilangan hal tersebut. Kedua perasaan ini bagaikan racun yang perlahan menggerogoti hati, merusak kedamaian batin dan menghalangi kita untuk merasa bahagia.
Membiarkan perasaan iri dan dengki menguasai diri hanya akan merugikan kita sendiri. Alih-alih fokus pada pencapaian dan potensi diri, kita justru sibuk membandingkan hidup kita dengan orang lain. Ini adalah permainan yang tidak akan pernah kita menangkan, karena selalu ada seseorang yang terlihat lebih baik atau lebih sukses dari kita. Akibatnya, kita terjebak dalam lingkaran ketidakpuasan, kecemasan, dan kebencian.
Lantas, bagaimana cara mengatasi perasaan ini? Langkah pertama adalah mengenali dan mengakui bahwa perasaan itu ada. Jangan menyangkalnya atau berpura-pura tidak merasakannya. Setelah itu, alihkan fokus dari apa yang dimiliki orang lain ke apa yang kita miliki. Praktikkan rasa syukur atas hal-hal kecil dalam hidup. Sadari bahwa setiap orang memiliki perjuangan dan perjalanan uniknya masing-masing.
Selain itu, jadikan keberhasilan orang lain sebagai motivasi, bukan ancaman. Gunakan energi negatif dari iri dengki untuk menjadi bahan bakar agar kita bisa bekerja lebih keras dan mencapai tujuan kita sendiri. Ketika kita sibuk membangun diri dan merayakan kemajuan pribadi, ruang di hati untuk perasaan iri dan dengki akan semakin sempit. Pada akhirnya, kebahagiaan sejati tidak datang dari membandingkan diri, tetapi dari menerima diri sendiri seutuhnya dan mensyukuri anugerah yang telah kita miliki.
Senin, 28 Oktober 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal



















