Oleh: Lovinta Oxygen Valiza Eliza Ahmad
Bangkalan, Jurnal Hukum Indonesia.–
Indonesia telah mengalami transformasi ekonomi yang dramatis. Dari yang awalnya sangat bergantung pada pertanian, perekonomiannya kini didominasi oleh sektor jasa, dengan industri manufaktur dan pengolahan sumber daya alam sebagai penopang utama.
1. Sektor Jasa (45-50% dari PDB): Sektor ini adalah penyumbang terbesar bagi PDB. Sektor dominan meliputi:
A. Perdagangan Grosir dan Eceran: Didorong oleh kelas konsumen yang terus bertumbuh.
B. Komunikasi dan Teknologi Informasi: Indonesia adalah rumah bagi beberapa startup “unicorn” seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
C. Keuangan dan Perbankan: Sektor perbankan relatif sehat dan terus berkembang.
D. Pariwisata: Sebelum pandemi, pariwisata adalah penyumbang devisa utama. Destinasi seperti Bali, Labuan Bajo, dan Borobudur adalah magnet wisatawan dunia.
2. Sektor Industri (40-45% dari PDB): Indonesia memiliki ambisi besar untuk menjadi pusat manufaktur global, terutama melalui pengembangan Industri Hilirisasi. Alih-alih hanya mengekspor bahan mentah, Indonesia kini fokus mengolahnya terlebih dahulu untuk menambah nilai.
A. Industri Pengolahan: Pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng dan biodiesel, pengolahan nikel menjadi baterai kendaraan listrik, serta pengolahan karet dan kayu.
B. Otomotif dan Elektronik: Indonesia adalah basis produksi dan ekspor kendaraan bermotor terbesar di ASEAN.
C. Migas dan Pertambangan: Ekspor batu bara, timah, dan tembaga masih signifikan.
3. Sektor Pertanian (13-15% dari PDB): Meski proporsinya menurun, sektor ini masih sangat vital karena menyerap sekitar 30% tenaga kerja. Indonesia adalah produsen utama kelapa sawit, karet, kakao, kopi, dan beras.
Kekuatan dan Peluang Ekonomi Indonesia meliputi:
1. Demografi Bonus: Dengan usia rata-rata penduduk sekitar 30 tahun, Indonesia memiliki populasi usia produktif yang sangat besar. Ini berarti pasokan tenaga kerja melimpah, pasar konsumsi yang dinamis, dan potensi kreativitas yang tinggi.
2. Kekayaan Sumber Daya Alam: Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari mineral (nikel, tembaga, bauksit, emas), energi (batu bara, gas alam), hingga perkebunan (sawit, karet). Hilirisasi sumber daya ini menjadi kunci peningkatan nilai tambah.
3. Stabilitas Makroekonomi yang Terjaga: Bank Indonesia (BI) dan pemerintah berhasil menjaga inflasi pada tingkat yang relatif rendah dan stabil. Nilai tukar Rupiah juga cukup terkendali, dan cadangan devisa berada pada level yang sehat.
4. Revolusi Digital yang Pesat: Adopsi teknologi digital terjadi sangat cepat. Ekonomi digital, e-commerce, dan fintech (financial technology) berkembang dengan luar biasa, membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan efisiensi ekonomi.
5. Investasi Infrastruktur Massive: Pemerintah secara agresif membangun infrastruktur seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, dan bendungan. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur juga merupakan proyek strategis jangka panjang untuk meratakan pembangunan.
Disamping itu terdapat tantangan dan risiko yang dihadapi yaitu: ketergantungan pada ekspor komoditas, infrastruktur yang tidak merata, birokrasi dan regulasi yang kompleks, kesenjangan sosial-ekonomi, kualitas sumber daya manusia (sdm), dampak perubahan iklim.
Masa depan ekonomi indonesia cerah namun penuh dengan pekerjaan rumah. Beberapa agenda kunci untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi adalah: mempercepat hilirisasi industri, investasi pada sdm, mempermudah investasi dan berusaha, transisi energi berkeadilan, memanfaatkan ekonomi digital.
Ekonomi Indonesia adalah cerita tentang potensi yang sangat besar yang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari jerat tantangan klasik. Dengan demografi muda, kekayaan alam, dan momentum digital, Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk tumbuh menjadi kekuatan ekonomi global top 5 di masa depan. Namun, kesuksesan itu tidak akan datang dengan sendirinya. Dibutuhkan kebijakan yang visioner, konsistensi dalam reformasi struktural, dan good governance untuk mengubah semua potensi ini menjadi kesejahteraan yang nyata dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Perjalanan sang raksasa ekonomi ini layak untuk diikuti oleh dunia.
Ahad, 31 Agustus 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)