Oleh: Barrotut Taqiyah
Bangkalan,Jurnal Hukum Indonesia.–
Di tengah cepatnya arus informasi digital, buku tetap penting. Ia adalah sumber kebijaksanaan dan pintu menuju dunia imajinasi. Buku bukan sekadar tumpukan kertas, tapi kumpulan pemikiran manusia dari dulu hingga sekarang. Ia teman setia yang selalu berbagi cerita, ilmu, dan inspirasi.
Buku sangat hebat karena bisa memperluas pengetahuan kita. Dari sejarah kuno sampai ilmu modern, dari filsafat mendalam sampai panduan praktis, buku memberi kita banyak ilmu. Setiap halaman adalah kesempatan belajar hal baru, melihat sudut pandang berbeda, dan berpikir kritis. Dengan buku, kita bisa “berbicara” dengan para pemikir hebat dan membentuk pandangan kita sendiri.
Selain itu, buku juga memicu imajinasi dan rasa empati. Lewat cerita fiksi, kita bisa merasakan hidup karakter dan menjelajahi tempat baru. Ini tidak hanya menghibur, tapi juga melatih kita memahami perasaan orang lain, yang penting dalam berinteraksi. Dunia yang diciptakan penulis membuat pikiran kita bebas dan kreatif.
Di zaman sekarang, banyak yang bertanya apakah buku fisik masih relevan. Namun, membaca buku cetak punya daya tarik sendiri. Sentuhan kertas, bau tinta, dan membalik halaman adalah pengalaman menenangkan. Ini jadi jeda dari notifikasi layar. Buku fisik juga membuat kita lebih fokus dan mendalam saat membaca, mengurangi gangguan digital. Meski e-book dan audiobook praktis, keajaiban buku cetak tetap tak tergantikan bagi banyak orang.
Singkatnya, buku adalah warisan berharga yang tak lekang waktu. Ia merekam sejarah, menjaga budaya, dan menyimpan ide-ide yang membangun peradaban. Setiap buku adalah bukti kekuatan kata-kata dan semangat manusia untuk berbagi dan belajar. Mari kita hargai buku, menjadikannya bagian hidup kita, dan mewariskan kebiasaan membaca pada generasi mendatang. Karena selama ada buku, pintu ilmu dan imajinasi akan selalu terbuka lebar
Sabtu, 18 Oktober 2025.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)