Oleh: Qomariyah Slamet Program Studi Psikologi
Bangkalan, Jurnal Hukum Indonesia —
Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah mendorong perubahan besar dalam pola konsumsi masyarakat, khususnya generasi Z yang tumbuh di era digital. Pergeseran aktivitas jual beli dari offline ke online membuat konsumen tidak dapat melihat produk secara langsung.
Menurut laporan Hootsuite Indonesia Digital Report 2021, sebanyak 54,2% masyarakat Indonesia lebih aktif mencari informasi mengenai suatu produk atau merek melalui ulasan konsumen lain sebagai bahan pertimbangan sebelum melakukan pembelian. Semakin baik ulasan terhadap suatu produk, semakin besar pula keyakinan konsumen untuk membeli. Sebaliknya, ulasan yang buruk dapat membuat konsumen mengurungkan niat dan beralih pada produk lain dengan ulasan positif.
Saat ini, industri skincare di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, ditandai dengan munculnya banyak produk lokal yang mampu bersaing dengan merek internasional. Fenomena ini tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat, khususnya generasi Z, terhadap pentingnya perawatan kulit, serta preferensi terhadap produk yang lebih terjangkau, halal, dan sesuai dengan kondisi kulit masyarakat Indonesia.
Kehadiran berbagai brand lokal seperti Scarlett, Somethinc, Avoskin, hingga Emina menunjukkan bahwa pasar domestik memiliki potensi besar. Salah satu faktor utama meningkatnya kepercayaan terhadap produk lokal adalah strategi pemasaran digital yang melibatkan influencer sebagai duta atau endorser. Influencer dianggap memiliki kedekatan emosional dan sosial dengan audiensnya, sehingga pesan promosi terasa lebih personal dan meyakinkan.
Generasi Z yang sangat aktif di media sosial cenderung mempercayai rekomendasi dari figur publik atau influencer yang mereka ikuti. Keputusan pembelian mereka banyak dipengaruhi oleh konten ulasan, tutorial, dan testimoni yang ditampilkan di platform seperti Instagram dan TikTok.
Influencer berperan sebagai penghubung antara brand lokal dan konsumen, terutama dalam membangun kepercayaan terhadap kualitas dan keamanan produk skincare lokal yang dipasarkan melalui e-commerce. Generasi Z juga lebih tertarik pada brand yang transparan, mendukung keberlanjutan, dan memberikan nilai edukatif dalam setiap konten pemasarannya.
Pengaruh media sosial dalam membentuk persepsi generasi Z terhadap produk skincare tidak dapat diabaikan. Platform seperti Instagram dan TikTok menjadi ruang utama untuk menemukan produk baru, sekaligus sarana untuk menjalin koneksi emosional dengan influencer yang mereka ikuti.
Dengan demikian, media sosial, influencer, dan e-commerce menjadi saluran penting dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap produk skincare. Media sosial kini tidak hanya berfungsi sebagai tempat mencari referensi, tetapi juga menjadi ruang interaktif antara brand dan pengguna. Melalui ulasan visual dan real-time, persepsi konsumen terhadap produk dapat terbentuk secara langsung dan mendalam.
Kamis, 30 Oktober 2025
Buya Dr. Mohamad Djasuli
(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)




 
							














