Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita

Menjaga Api Semangat di Masa Purna: M Samsul Arifien Kukuhkan Disertasi Tentang Keberlanjutan Tebu dan Sinergi Pentahelix di Jatim

900
×

Menjaga Api Semangat di Masa Purna: M Samsul Arifien Kukuhkan Disertasi Tentang Keberlanjutan Tebu dan Sinergi Pentahelix di Jatim

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

M Samsul Arifien (tengah) bersama Wagub Jatim dan tim penguji usai melakukan Ujian Terbuka Program Doktor Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur, Selasa (3/6/2025). Foto: Rijal

Surabaya – Jurnal Hukum Indonesia.–

Example 300x600

Dalam suasana yang penuh khidmat dan semangat intelektual, M Samsul Arifien berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Keberlanjutan Produksi Tebu dan Sinergi Pentahelix: Penguatan Petani Tebu di Jawa Timur” dalam Ujian Terbuka Program Doktor Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur, Selasa (3/6/2025).

 

Sidang ilmiah ini digelar di Auditorium Lantai 12 Fakultas Kedokteran UPN Veteran Jatim dan dipimpin langsung oleh Rektor UPN Veteran Jawa Timur, dengan menghadirkan delapan penguji terkemuka dari berbagai disiplin keilmuan dan institusi, termasuk Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.

 

Kehadiran para penguji lintas sektor ini bukan hanya menunjukkan bobot akademik dari disertasi tersebut, tetapi juga mencerminkan pentingnya substansi yang dibawa Samsul, yakni keberlanjutan komoditas strategis tebu di provinsi Jatim dengan kontribusi terbesar terhadap produksi gula nasional.

 

Di hadapan delapan penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, Prof. Dr. Ir. Sri Tjondro Winarno, Prof. Dr. Ir. Wanti Mindari, Prof. Dr. Ir. Syarif Imam Hidayat, Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, Prof. Dr. Ir. Hamidah Hendrarini, dan Dr. Ir. Ramdan Hidayat, Samsul menyampaikan temuan-temuan penting yang menggambarkan tantangan dan peluang masa depan produksi tebu.

 

Dalam paparannya, M Samsul yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur periode 2010–2017 itu, menjelaskan, bahwa dari total kebutuhan bahan baku tebu sebanyak 23,2 juta ton per tahun untuk mengoperasikan 30 Pabrik Gula di Jawa Timur selama 180 hari giling, hanya 63,1 persen yang terpenuhi pada tahun 2021. Artinya, terdapat kekurangan sebesar 8,49 juta ton tebu yang belum mampu disuplai oleh petani lokal.

 

Melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif, disertasi ini menelaah sembilan faktor utama yang memengaruhi produksi tebu di Jawa Timur. Di antaranya adalah luas areal, biaya produksi, jumlah tenaga kerja, jumlah pupuk, pestisida, herbisida, opportunity cost, keberlanjutan (sustainability), serta model kolaborasi Pentahelix. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas areal, tenaga kerja, penggunaan herbisida, serta prinsip keberlanjutan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap capaian produksi tebu.

 

Lebih dari itu, penelitian Samsul juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan Pentahelix—yang melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku usaha (Pabrik Gula), masyarakat (kelompok tani), dan media. Berdasarkan hasil kajian kualitatif terhadap para *stakeholder* pembina petani tebu, ditemukan bahwa peran kelompok tani mencapai 37,7 persen, diikuti pemerintah 32 persen, Pabrik Gula 23,5 persen, akademisi 6,5 persen, dan media massa hanya 0,5 persen.

 

 

“Kolaborasi yang kuat bukan hanya memperkuat hasil panen, tetapi juga mengakar pada keberlanjutan penghidupan petani. Pentahelix bukan sekadar pendekatan, melainkan jalan bersama menuju kemandirian pertanian,” ungkap Samsul dalam sesi tanya jawab yang disambut dengan tepuk tangan hadirin.

 

Tak hanya substansi disertasi yang mencuri perhatian, perjalanan pribadi Samsul dalam menempuh pendidikan doktoral pun menjadi inspirasi tersendiri. Meski telah memasuki masa purna tugas sebagai Aparatur Sipil Negara, ia tetap menunjukkan semangat belajar yang tak pernah padam. Bahkan, ia berhasil menuntaskan program doktoralnya dengan predikat Cumlaude.

 

“Usia bukanlah batas bagi cita-cita. Belajar adalah hak setiap insan, sampai kapan pun, dan di mana pun,”* tutur Samsul yang juga dikenal sebagai penulis novel berjudul Ayundari.

 

Ketekunan dan dedikasi Samsul menjadi bukti bahwa pengabdian kepada masyarakat dan dunia ilmu pengetahuan tidak berhenti saat pensiun. Melalui disertasinya, ia berharap ada penguatan kebijakan yang mendukung petani tebu, peningkatan efektivitas kelembagaan kelompok tani, serta sinergi antar-pihak untuk mewujudkan kedaulatan gula nasional yang berkelanjutan.

 

Sidang ditutup dengan pengumuman hasil ujian, di mana Samsul Arifien dinyatakan lulus dengan predikat Cumlaude, sebuah penghargaan yang tidak hanya mencerminkan kualitas akademik, tetapi juga dedikasi dan semangat tanpa batas dari seorang pembelajar sejati.

 

Samsul Arifien telah membuktikan bahwa ilmu bukan hanya untuk dikuasai, tetapi juga untuk diperjuangkan demi kemaslahatan banyak orang. Disertasinya menjadi kontribusi nyata bagi masa depan pertanian tebu di Jawa Timur, dan lebih luas lagi, bagi ketahanan pangan nasional.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *