Oleh: Mabita Mardatillah (Pendidikan IPA)
Bangkalan, Jurnal Hukum Indonesia.-
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pelajaran yang membantu kita memahami berbagai fenomena alam, seperti bagaimana hujan terjadi atau kenapa bumi berputar. Tapi, pendidikan IPA bukan hanya soal angka dan teori. Di balik setiap pelajaran, ada peluang untuk melihat keajaiban alam dan merasakan kebesaran Tuhan. Ketika kita belajar tentang detail-detail kecil seperti struktur atom atau luasnya galaksi, kita bisa terinspirasi untuk merenungkan betapa luar biasa ciptaan Tuhan. Hubungan ini terletak pada refleksi manusia terhadap kompleksitas dan keteraturan alam semesta, yang sering kali memunculkan rasa kagum terhadap kebesaran Sang Pencipta. Dalam konteks kurikulum modern, pendidikan IPA tidak hanya berfokus pada transfer ilmu pengetahuan tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai moral dan spiritual. Pendekatan ini menegaskan bahwa sains bukan sekadar alat untuk memahami dunia, melainkan juga wahana untuk memperkuat rasa syukur, tanggung jawab, dan iman kepada Tuhan.
Kurikulum modern, seperti Kurikulum Merdeka di Indonesia, memberikan ruang untuk pembelajaran lintas disiplin. Hal ini memungkinkan pendidikan IPA diintegrasikan dengan nilai-nilai keimanan melalui beberapa cara:
1. Pembelajaran Kontekstual
Kurikulum modern mendorong pembelajaran berbasis proyek dan eksplorasi kontekstual. Contohnya, saat mempelajari siklus air, guru dapat mengaitkan bagaimana siklus ini mencerminkan keajaiban desain alam yang mendukung kehidupan di bumi. Diskusi ini dapat diiringi dengan refleksi tentang pentingnya menjaga lingkungan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.
2. Penerapan Pendekatan Holistik
Dalam pembelajaran IPA, siswa diajak tidak hanya memahami fenomena alam secara ilmiah tetapi juga melihat maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, materi tentang ekosistem dapat dikaitkan dengan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi, yang diamanahkan untuk menjaga keseimbangan alam.
3. Penguatan Karakter dan Akhlak
Pendidikan IPA juga mengajarkan nilai-nilai kejujuran, ketelitian, dan rasa ingin tahu. Nilai-nilai ini selaras dengan ajaran agama, di mana manusia dianjurkan untuk terus belajar, meneliti, dan memahami ciptaan Tuhan sebagai wujud ibadah intelektual.
Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat kebebasan bagi sekolah untuk mengembangkan modul ajar yang sesuai dengan konteks lokal dan nilai-nilai keagamaan. Beberapa contoh implementasi integrasi IPA dan penguatan iman antara lain:
1. Materi Astronomi dan Ayat Kauniyah
Pelajaran tentang tata surya dapat diiringi dengan eksplorasi ayat-ayat Al-Qur’an atau kitab suci lain yang membahas penciptaan langit dan bumi. Hal ini memberikan pengalaman belajar yang menghubungkan sains dengan spiritualitas. Seperti yang dijelaskan pada surah Al-Anbiya’ ayat 33 yang berbunyi:
يَّسْبَحُوْنَ فَلَكٍ كُلٌّ فِيْ وَالْقَمَرَۗ وَالشَّمْسَ وَالنَّهَارَ الَّيْلَ خَلَقَ الَّذِيْ وَهُوَ
Artinya: Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya [QS. Al-Anbiya’: 33]
2. Proyek Penelitian Lingkungan
Proyek seperti penelitian kualitas air atau pembuatan biopori tidak hanya mengajarkan konsep sains tetapi juga menanamkan kesadaran akan tanggung jawab ekologis sebagai bagian dari ajaran agama.
3. Eksperimen dan Refleksi Spiritual
Eksperimen sederhana, seperti menumbuhkan tanaman, dapat diiringi dengan diskusi tentang bagaimana proses kehidupan tumbuhan mencerminkan kebijaksanaan Tuhan dalam menciptakan sistem yang mendukung keberlanjutan hidup
Rabu, 27 Nopember 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)