Oleh : Mubarok
Bangkalan, Jurnal Hukum Indonesia.-
Buku KH Maimoen Zubair yang berjudul “Nur Muhammad SAW” menjadi titik berat dalam memahami pendidikan akhlak dalam konteks Indonesia saat ini. Dalam Islam, akhlak dan kepribadian memiliki kedudukan yang sangat penting, karena mampu mengubah manusia menjadi individu yang mulia di hadapan Allah dan sesama manusia. Imam Ghazali, dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin, menjelaskan bahwa akhlak adalah sifat bawaan dalam jiwa yang mendorong berbagai perbuatan dengan alami, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan.
Namun, di Indonesia, fenomena kemerosotan akhlak belakangan ini menjadi perhatian serius. Terjadi banyak penyelewengan seperti adu domba, fitnah, pengurangan hak orang lain, dan berbagai perbuatan maksiat lainnya. Masyarakat cenderung lebih mudah marah daripada ramah, lebih mudah mengambil daripada memberi, dan lebih mudah menindas daripada memberi jalan.
Krisis akhlak ini tidak hanya mempengaruhi orang dewasa di berbagai lapisan masyarakat dan profesi, tetapi juga mencakup para pelajar dan generasi muda yang diharapkan menjadi penerus perjuangan kebenaran, keadilan, dan perdamaian. Di era seperti sekarang, akhlak sering hanya menjadi julukan tanpa menjadi kriteria utama dalam menilai baik buruknya seseorang.
KH Maimoen Zubair melalui karya-karyanya menawarkan pemikiran yang dalam tentang pendidikan akhlak. Buku “Nur Muhammad SAW” khususnya, membahas berbagai aspek pendidikan akhlak dari sudut pandang yang luas, yang didasarkan pada pengalaman dan pengajaran beliau di pesantren serta interaksi dengan masyarakat. Pemikiran beliau mengajarkan pentingnya memahami diri sendiri secara jujur dan tepat sebagai landasan untuk memahami hak-hak orang lain dan lingkungan sekitar.
Dengan mempertimbangkan kondisi akhlak dan moral yang genting di masyarakat Indonesia, penting bagi pendidikan Islam pada era milenial ini untuk kembali mengangkat dan menerapkan nilai-nilai yang diajarkan oleh KH Maimoen Zubair. Buku-buku beliau, termasuk “Nur Muhammad SAW”, menjadi sumber penting dalam membentuk generasi muda yang berakhlak mulia, bersih, dan penuh dengan nilai-nilai luhur Islam.
Jumat, 26 Juli 2024.
Buya Dr. Mohamad Djasuli,(Pengasuh PPM Tebu Falah Telang Kamal)